Kpd: Wh
Pryangan memanggil-manggil
mojangnya sudah berdandan nan elok
senja akan turun di dago
malam mungkin akan menggelontor seribu kenangan
Bau jagung bakarnya, ah,
terhirup juga sampai ke sini, kawan.
Jejalan kafe mungkin cuma sebaris karnaval malam
di Dago.
Mojangnya sedang asyik merumpi:
Jejakanya tampan-tampan dalam semburan kabut
sehabis berintik-rintik hujan. Menyulut rokok.
Menebar asap dan wangi parfum.
bulan yang mengintip di Cihampelas
jatuh redup selepas rerimbunan daun yang bolong-bolong
malam tak akan larut di sini.
Musik, apalagi
kian hidup dan menanjak tinggi hingga subuh merayap.
Jalan-jalan ke Boscha.
Mengepak ransel dan janji berpetualang ala Sherina.
Ha ha ha, tertawa dalam gerimis yang manja.
Di Bandung. Di Boscha.
Di Bogor. (Ini bukan di Bandung, jelas!)
Nasib digantung. Penat dikubur.
Menyanyi-nyanyi dari kamar kecil yang pengap.
Membayangkan saja : senyum mojang Pryangan