Sejarah dan Anak Muda

Dunia muda konon selalu asyik untuk dijaring. Sekolah, kuliah terlalu rumit untuk cuma dijadikan tempat belajar. Makin menarik jika dijadikan tempat bermenung-menung, menimba kenangan. Disini mungkin tidak akan merubah apa-apa kecuali: sejarah, anak muda dan cinta.

Monday, September 27, 2004

Siapa mencipta isyarat?

Sebuah kopi yang diseduh
adalah sebuah isyarat.
lalu pagi dan matahari adalah pena
adalah gerak yang musti tercatat.

Siapa yang mecipta isyarat?
Menabuh daun-daun dengan suara gaduh?
Di sebrang kamar
diantara deretan pohon jambu dan semak-semak
Siapa mencipta isyarat?
Diantara getir kesendirian
siapa menangis bersama gemeratak patahan ranting?
Siapa mencipta isyarat?


Ada saatnya

Ada saatnya untuk memahami benak
memahami pertarungan panjang tanpa pemenang
baiknya kita memang cuma berdiri disebuah garis
diluar
selalu benak punya kendali
Saatnya pertarungan usai
akan ada yang pergi diam-diam.

Ada saatnya menjadi bijak dengan tidak bertanya
kenapa gerimis hari ini turun dengan begitu ritmis?
Karena kesendirian tidak harus selalu dipertanyakan toh?

Saat yang tepat untuk berpisah selalu ada.
Selalu ada. Seperti dalam sebuah perjalanan kereta
selalu ada saatnya berhenti pada tujuan.
Karena jikapun tidak,
selalu ada stasiun paling akhir
yang menggagalkan tujuan mu kemana saja.

Wednesday, September 15, 2004

Bogor

Bagai kegamangan saban malam
cuaca dan musim berganti secepat pintu dibuka-tutup
bersahabat dengan kelam
Filtra dan kabut setia dalam malam yg mengatup

Bandung

Cinta ku adalah cinta pandang pertama
Kabut mu turun memeluk semua dalam hangat
Siapa berkaca di etalase dengan banyak cahaya
Ah, Cuma sebuah kamuflase dalam mata yang berat

Depok

Kota ini menjadi tua dalam sebuah catatan
Akan halnya kesetiaan ia adalah cinta tanpa kesudahan
Sejauh kau melangkah ia menjadi beban yang sarat
Bagai Ibunda yang memanggil: lewat surat, lewat isyarat

Jakarta

Konvoi kemacetan tanpa akhir
tapi tetap kucinta kau selama kedamaian masih ada
Karnaval sejarah yang sumir
Tetap ku kenang dalam gamang didada

Tuesday, September 07, 2004

4 sajak

Satu.
Dedaunan meranggas. Ini musim apa?

Dua.
Ransel dan sendal jepit. Jangan tanya hendak kemana.

Tiga.

Janji. Benarkah ia abadi?

Empat.
Ombak. Ah, ya. Disana aku menetap.

Tentang Waktu

Siapa mencuri dalam gelisah tidur mu:
Waktu!

Siapa teriak diatas meja kerjamu:
Waktu!

Siapa menitip isyarat di daun itu:
Waktu!

Apa yang kau catat dalam tiap perjalanan lalu:
Waktu!

Apa yang kau bunuh di tepi subuh:
Waktu!

Siapa tamu yg kaubunuh ditengah malam,
saat semua tidur sambil memeluk bulan?

Waktu!